Archive for 01/16/14
PERMENTASI KECAP KEDELAI
By : Pramita sari ariani
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat
fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk
tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi yaitu
tergantung pada waktu. Perendaman kedelai dilakukan didalam larutan garam maka
pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam.
Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jamur
Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan
gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan
mengandung lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan
sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan
sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
Mikroba juga telah dimanfaatkan secara intensif untuk mendekomposisi
limbah dan kotoran. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang
dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dansecara luas
dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus
berevolusi.
B.
Peumusan
Masalah
Pembuatan Kecap telah
cukup lama berlangsung, yang sampai sekarang masih dilakukan secara
tradisional. Cara pengolahan kecap manis ini masih belum banyak diminati. Hal
ini disebabkan karena masih belum diketahui bagaimana sebetulnya kelayakan
usaha dari Pembuatan kecap manis tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan selain ingin mengetahui proses pembuatan kecap manis , juga untuk
mengetahui apa Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi
Tujuan penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui cara/ proses pembuatan kecap melalui sistem ilmu
bioteknologi.
C.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses pembuatan
kecap manis serta Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi. Serta Hasil penelitian ini diharapkan dapat
juga bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengenalan
Kecap
Tiap
negara punya ciri khas bumbu dapur pada setiap kuliner khasnya. Begitu juga
Indonesia, kaya akan rempah dan bumbu khas, dan kedelai adalah salah satu
contohnya. Kedelai saja sudah umum, namun bagaimana jika kedelai yang dicampur
dengan gula aren atau gula merah? Jadilah kecap manis yang senantiasa
melengkapi cita rasa autentik masakan Indonesia.
“Memang,
sejarah kecap itu berelovusi dari kôechiap China yang hanya minyak ikan. Cuma,
bumbu ini masuk ke Indonesia, berbaur dengan bumbu-bumbu Indonesia yang manis,
jadilah kecap manis. Di tempat lain tidak ada (kecap manis) karena gulanya
pakai gula kelapa yang hanya ada di Indonesia,” terang Agus Nugraha, Senior
Brand Manager Bango, pada acara talkshow bersama Bango di Rumah
Maroko, Jakarta, baru-baru ini.
Si hitam manis ini juga sangat berperan besar dalam citarasa kuliner Indonesia. Tak sedikit masakan Indonesia menggunakan kecap sebagai bumbu pelengkapnya.
Si hitam manis ini juga sangat berperan besar dalam citarasa kuliner Indonesia. Tak sedikit masakan Indonesia menggunakan kecap sebagai bumbu pelengkapnya.
“Makanan
Indonesia sangat tidak masuk akal jika dipisah dengan kecap. Kecap manis sudah
menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Kecap manis menjadi ciri khas masakan Indonesia karena bumbu ini hanya ada di Indonesia. Rasanya, makanan tertentu akan hambar jika tidak dibubuhi kecap.
“Peran kecap dalam dunia kuliner itu benar-benar membulatkan rasa, jadi pol. Kalau kita punya bumbu dasar merah, putih, kuning, kecap ini adalah bagian dari kesemuanya itu,” sahut Chef Deden Gumilar, pakar kuliner tradisional, pada kesempatan yang sama
Kecap manis menjadi ciri khas masakan Indonesia karena bumbu ini hanya ada di Indonesia. Rasanya, makanan tertentu akan hambar jika tidak dibubuhi kecap.
“Peran kecap dalam dunia kuliner itu benar-benar membulatkan rasa, jadi pol. Kalau kita punya bumbu dasar merah, putih, kuning, kecap ini adalah bagian dari kesemuanya itu,” sahut Chef Deden Gumilar, pakar kuliner tradisional, pada kesempatan yang sama
Kecap adalah
cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berproteintinggi di dalam
larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa asindan dapat
mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai atau ikanrucah. Yang
paling banyak diolah menjadi kecap adalah kedelai. Mula-mulakedelai difermentasi
oleh kapang (
aspergillus sp dan Rhizopus sp) menjadi semacam tempe kedelai, kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam didalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh padarendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai padaumumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti Zygosaccharomyces(khamir) dan Lactobacillus (bakteri). Mikroba ini merombak protein menjadiasam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam.Fermentasi tersebut terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai20%
aspergillus sp dan Rhizopus sp) menjadi semacam tempe kedelai, kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam didalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh padarendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai padaumumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti Zygosaccharomyces(khamir) dan Lactobacillus (bakteri). Mikroba ini merombak protein menjadiasam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam.Fermentasi tersebut terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai20%
B.
Pengenalan
Bioteknologi
Pengertian
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup
(Bakteri, Fusi, Virus, dll) maupun produk dari mahluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan sesuatu (Barang dan jasa).
Selama ini
perkembangan biotekbologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga
pada ilmu terapan dan murni lainnya. Jadi secara ringkas pengerrian
bioteknologi yakni ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa, Sebagai contoh kegunaan ilmu bioteknologi
yakni dalam pembuatan kecap manis.
Bioteknologi
berkembang sangat pesat, terutama di Negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam tekologi semacam rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinian, pengembakan sel induk, dan lain-lain, tetapi dalam
makalah ini akan dibahas bioteknologi dalam proses pembuatan kecap manis saja.
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio
(hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah
cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa
terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan
juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas
genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan
manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu
bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari
bioeknologi konvensional adalah pembuatan kecap ini. Dan salah satu contoh dari
bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri
utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan
produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi
pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih
secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan
makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah
proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan dan
hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh
produksi insulin.
C.
Pengenalan
permentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik
, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol,asam laktat, danhidrogen.Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi sepertiasam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir ,anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.Ragam produk fermentasi sangatlah banyak dan beragam baik yang
berasal dari Indonesia ataupun dari berbagai negara. Tiap prduk melibatkan satu
atau lebih mikroorganisme. Apabila lebih dari satu mikrobia maka akan terjadi
suatu kondisi yang saling mendukung untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan kebutuhan manusia. Produk fermentasi ada yang telah diketahui macam dan
fungsi mikrobianya adapulan yang belum diketahui secara pasti.
Dengan kata
lain Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern. Umumnya bahan
makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan karbohidrat
menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat oleh
sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi,
kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh
proses fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap,
tauco, dan lain-lain .
Dalam
pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada
kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama
– sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak
menghancurkan campuran gandum.
D.
Proses Permentasi Kecap
Kecap adalah
cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein tinggi di dalam
larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa asindan dapat memper
sedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai atau ikanrucah. Yang paling
banyak diolah menjadi kecap adalah kedelai.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan atau pengendalian proses dalam proses fermentasi kecap
diantaranya:
1.
Kedelai
Kedelai
dengan kandungan protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan
kecap. Penggunaan bahan dasar kedelai bebas lemak selain harganya lebih murah,
juga dapat memperpendek waktu fermentasi garam.
2.
Waktu Dalam Melakukan Fermentasi
Kapang
Apabila fermentasi kapang
berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang
dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan
apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi
dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan
produk yang kurang enak dan berbau busuk.
3.
Konsentrasi garam
Konsentrasi garam yang optimal
antara 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis protein dalam fermentasi garam
dan kecepatan asam laktat dan asam organik.
4.
Pengadukan dan Penjemuran
Selama
proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan terutama mikroba pembusuk. Selain itu adalah untuk menyeragamkan
kandungan garam pada campuran.
5.
Pengaturan Suhu
Pengaturan suhu dalam proses
fermentasi garam sangat penting. Suhu yang paling baik untuk proses fermentasi
ini, adalah 40,50C. Itu alasan juga mengapa dilakukan proses
penjemuran, karena kalau disimpan pada suhu ruang, maka itu adalah momen yang
baik untuk bakteri patogen tumbuh.
E. Kriteria Hasil Akhir
Berikut
adalah kriteria hasil akhir pada proses fermentasi kecap yang dilakukan secara
benar :
1.
Bau dan Rasanya Sedap ( Khas Kecap )
Enzim-enzim
hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah
menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam
organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya
yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi
antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan
ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma.
F.
Ciri-Ciri Kecap
yang Tidak Jadi
Berikut adalah ciri jika kecap tidak jadi :
1.
Bau Busuk
Seperti yang
telah dijelaskan diatas bahwa hal ini disebabkan karena produksi enzim dari
kapang yang digunakan. Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila
waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang
berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak
diinginkan.
2.
Tidak Terbentuk Cita Rasa Khas Kecap
Hal ini
terjadi jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat, akibatnya enzim yang
dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk citarasa
pada kecap tidak akan terbentuk.
G.
Kandungan Pada Kecap
a. Kaya Asam Amino
Bahan baku utama
kecap pada umumnya adalah kedelai. Hal ini memiliki keunggulan tersendiri
karena kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan
karbohidrat . Asam amino yang terdapat pada kedelai adalah leusin dan lisin.
Keduanya merupakan asam amino yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai
untuk menghasilkan kecap dengan cita rasa yang enak, lezat, dan khas.
Jenis
kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai hitam dan
kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna
kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi
tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara keduanya. Selain itu, perbedaan
jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi.
Kepopuleran kacang kedelai didasarkan pada nilai gizinya yang tinggi. Mutu
protein kedelai termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain,
bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam
amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, fenilalanin,
histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan.
b.
Zat Gizi
mikro
Di dalam kecap dapat ditambahkan zat
gizi mikro yang sangat penting bagi kesehatan, seperti mineral iodium, zat
besi, dan vitamin A. Ketiga zat gizi mikro tersebut sangat perlu ditambahkan,
mengingat masih banyaknya masalah gizi akibat kekurangan zat-zat tersebut.
Kecap yang
telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini
dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan
yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
H.
Mikroba yang
Terlibat dalam Pembuatan Kecap
1. Aspergillus
sp. dan Rhizopus sp.
Mula-mula
kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.
menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di
dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan
mikroba.
2. Zygosaccharomyces dan Lactobacillus
Hanya
mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba
yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri
tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus.
Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan
aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup
tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.
I.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses fermentasi
1. Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15%
(20-600S). Garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jenis-jenis
mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama proses fermentasi
berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur
Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme yang
diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain
mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang
mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena
cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik
harus diadakan penyesuaian kadar garam.
2. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis
mikroorganisme dominan yang akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan
mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan
produk.
3. Oksigen
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses
fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan.
Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen
selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil
asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung.
J.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi
Selama proses fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam
akan terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi karena
aktifitas dari mikroba tersebut.
Selama fermentasi kapang, kapang yang berperan
akan memproduksi enzim seperti misalnya enzim amilase, protease dan lipase.
Dengan adanya kapang tersebut maka akan terjadi pemecahan komponen-komponen
dari bahan tersebut.
Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu
inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang
yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak
diinginkan.
Selama proses fermentasi garam, enzim-enzim
hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah
menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam
organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya
yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi
antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan
ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Dan adanya
reaksi antara asam amino dengan gula akan menyebabkan terjadinya pencoklatan
yang akan mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.
Proses fermentasi makanan alami biasa dilakukan oleh lebih dari satu jenis
mikroorganisme yang bersifat sinergistik. pertumbuhan beberapa jenis
mikroorganisme pada beberapa jenis makanan fermentasi bersifat suksesi, artinya
proses perubahan fermentasi dilakukan oleh beberapa jenis mikroorganisme yang
tumbuh secara bergantian. perubahan yang terjadi selama fermentasi meliputi:
a. Perubahan pati menjadi omponen
gula oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang
Amylomices rouxii, Aspergillus oryzae, Mucor rouxii dll; khamir seperti
Candida, dan bakeri seperti Bacillus subtilis.
(C6H10O5)n +
nH2O ---> C6H12O6
pati glukosa
(C6H10O5)n +
n/2 H2O ---> n/2(C12H22O11)
pati maltosa
b. Perubahan komponen disakarida menjadi monosakarida oleh enzim maltase atau invertase
C12H22O11 + H2O ---> C6H12O6 + CH12O6
maltosa
glukosa glukosa
C12H22O11 +
H2O ---> C6H12O6 + C6H12O6
sukrosa
glukosa fruktosa
c. Perubahan komponen gula menjadi etanol oleh sel-sel khamir
C6H12O6 ---> 2C5H5OH +2CO2
glukosa etanol
d. Perubahan gula menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat yang mempunyai sifat heterofermentatif atau homofermentatif
homofermentatif:
C6H12O6 ---> 2CH3CHOHCOOH
glukosa asam laktat
heterofermentatif
:
C6H12O6 ---> CH3CHOHCOOH + CO2 +
C2H5OH
glukosa asam laktat etanol
glukosa asam laktat etanol
e. Perubahan gula menjadi asam
asetat oleh bakteri asam asetat Acetobacter
C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2
glukosa etanol
C2H5OH + H2O + O2 ---> 2CH3COOH + H2
etanol asam asetat
glukosa etanol
C2H5OH + H2O + O2 ---> 2CH3COOH + H2
etanol asam asetat
f. Perubahan protein oleh mikroorganisme proteolitik menghasilkan protein dengan berat molekul lebih kecil
protein ---> polipeptida ---> peptida ---> asam-asam amino
contoh mikroorganisme proteolitik R.oligosporus, A. oryzae, A.sojae, B.subtilis, B.aco, Mucor.
K.
Manfaat Kecap
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan
vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang
menyangkut gizi.
Misalnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), anemia gizi akibat
defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A yang berdampak luas terhadap
pemeliharaan sistem penglihatan (mencegah masalah kebutaan), serta peningkatan
sistem pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit infeksi.
Sebenarnya bukan dari kecapnya kita mendapatkan tambahan nilai gizi,
tetapi dari makanan yang berbumbu kecap tersebut. Dengan demikian, kecap
memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan zat gizi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Karena rasanya yang khas dan sangat disukai, kecap cepat dikenal di
berbagai negara, terutama di negara belahan Timurdengan berbagai nama dan
modifikasi dari segi penampakan, cita rasa, dan komposisinya. Kecap (soy sauce)
dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Misalnya shoyu di Jepang,
chiang-yu (Cina), kanjang (Korea), toyo (Filipina), dan see-ieu (Thailand).
Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Sulit kita membayangkan bagaimana rasanya gado-gado, sate
kambing, bubur ayam, dan masakan lainnya tanpa kehadiran kecap di dalamnya.
Berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan, yang menggunakan
kecap sebagai salah satu komponen bumbu, turut mendorong berkembangnya industri
kecap di Indonesia. Kecap juga dikenal di AS sebagai bumbu makanan nonoriental,
seperti steak, burger, dan barbeque.
BAB
III
KESIMPULAN
Penyimpanan kecap selama enam bulan telah berpengaruh
terhadap mutu kecap yang ditandai oleh :
Penurunan kandungan total gula
(sukrosa), penurunan kandungan protein dan meningkatkan nilai aktivitas air (aw).
Produk kecap aman dikonsumsi dan
cukup higienis, ditandai tidak ditemukan cemaran mikroba faekalis.
BAB
IV
LAMPIRAN
BAB
V
PENUTUP
Demikianlah
yang dapat Kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya degan judul makalah ini,
Saya
banyak berharap para pembaca yang budiman akan memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada Kami selaku penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi Kami (penulis) pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
=0=0= Wassallam ... =0=0=
BAB
VI
DAFTAR
PUSTAKA